Pesona
itu membekas bias begitu saja. Mengalihkan pandang aku yang tertunduk muram
begitu lama. Kamu berlarian dalam benakku tersenyum dalam hatiku. Entah kau
tahu atau tidak, aku tak peduli. Karena anganku bebas semauku walau ragaku
terbelenggu diam membisu. Kharismamu melekat tanpa pamit begitu saja dalam
babak hidupku. Kamu yang plegmatis namun menawan. Kamu yang cerdas tanpa
menggurui. Kamu dan tiada henti hanya kamu. Kamu yang membuatku iri dengan
kebebasan yang kau nikmati, yang membuatku gundah dengan pola pikirmu dan
ideologimu yang membuat takjub. Ah gemas rasanya dalam keingintahuanku yang
mendadak membuncah tak tahu arah.
Namun
semangat itu mendadak meredup. Ketika ingat aku ini terbelenggu kata setia,
kata cinta dan kepemilikian seseorang yang bahkan aku masih meragu apa risalah
cinta itu, yang ku dengar kata orang mengagumimu itu cela, karena aku tak
setia. Aaah menyebalkan. Aku masih muda dan toh cincin itu belum melingkar di
jariku. Aku ingin mengagumimu dalam diam. Ingin memuaskan keingintahuanku yang
berlebihan ini. Tak berharap balas ataupun lebih. Aku hanya ingin mengenalmu,
berbicara bertukar pikiran membagi sisi duniaku yang tak biasa dan menikmati
perspektif lain darimu, bertukar canda dan berpetualang bersama menjalin
sahabat. Naïf bukan. Biar saja toh mimpi itu tanpa batas, bang. Paling tidak
aku pernah mengabadikan pesonamu dalam untaian kalimat tak bertepiku ini.
" Quotes favoritmu, menarik "
Aku
yang duduk di belakangmu, mengamatimu mengerjakan ujian yang maha susah. Aku
yang mencuri senyummu diam diam. Aku yang di ramai kegelapan mencarimu. Aku
yang menoleh saat kau berpendapat, aku yang kagum atas kata kata cermelang yang
sedikit pun tak melintas di kepalaku yang tumpul ini, aku yang geli melihat
tingkah konyolmu, aku yang mengharap bantuanmu yang tulus saat itu, aku yang
tanpa ijin menganalisa perubahanmu dari waktu ke waktu. Aku yang ingin memiliki
semangat sepertimu. Maafkan aku, aku tak pernah meminta persetujuan resmi atas
kegiatan diam diamku ini, kawan. Sumimasen!
Kemungkinan
itu tanpa batas.
Mungkin
kau sudah punya tambatan hati, yang cantik jelita penuh rasa keibuan, mungkin
juga kau jengah dengan kata cinta serta luka yang satu paket komplit dalam
kehidupan, mungkin juga kau masih asyik dengan ilmu yang jauh jauh dari
hangatnya rumah ingin kau kuasai, mungkin kamu tak tertarik dengan aku yang
koleris semi melankolis sok misterius ini, atau justru kau pun penasaran dengan
aku yang tidak mainstream ini. Hahaha kemungkinan itu ketidakpastian yang
menyenangkan,teman. Yakinlah aku tak apa dengan realitas yang fana ini.
Berandai dan bermimpi itu gratis dan sungguh sangaaaaat menyenangkan.
Jangan
tertawakan aku, bang. Aku bukan pelawak professional tuk menghiburmu. Cukup
tersenyum geli saat membaca surat ini,bang. aku ingin seperti angin lalu yang
segarkan harimu. Membuatmu sedikit gelisah penasaran. Ataupun cuek tak peduli.
Yakinlah kawan aku hanyalah gadis yang bahagia menjadi tak biasa. Hidup terlalu
menarik untuk dihabiskan jadi orang biasa. Masa bodohlah dengan orang lain. Toh
ini hidup kita. Iya kan? Iya sajalah ya bang biar aku senang hahahaha.
Apa
ya jadinya kalau surat ini sampai di pangkuan abang? Kalau sampai surat ini
abang baca, berarti kenekatan saya sedang asyik mengusili logikaku bang. Hahaha
Benarkah
dataran Sumatra itu sangat luas bang? Ku dengar pantainya cantik jelita dan
unik, serta liku jalan terjalnya yang memacu adrenalin, betulkah demikian bang?
aku ingin bisa mengunjungi medan bang. Bukan semata – mata karenamu tapi karena
memang cita - citaku ingin sekali mengelilingi Indonesia ku yang tercinta ini
bang. Keren bukan. :P
selamat
malam abang, di manapun kamu berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar