Sabtu, 28 Februari 2015

Bertepuk Tangan Sebelahan

Entah kenapa tiap kali saya serius dan ngebet banget naksir seseorang selalu berujung tidak jelas atau lebih tepatnya “ngenes”. Mungkin benar kata teman saya bahwa saya tidak mujur dalam perihal pilih memilih cinta. Dia pernah bersabda “Cinta itu dipilih, cynthia. Bukan memilih. Kalau memilih itu namanya bukan cinta, tapi calon DPR, ayo dipilih dipilih~” dan saya pun dengan girangnya memberi aplaus untuk kejeniusan kalimatnya tersebut dan macak anak sd dikasih susu milo gratis. Hebring.
 
Cinta bertepuk sebelah tangan sudah menjadi makanan saya sehari hari. Udah biasa banget rasanya kalau harapan mumbul tinggi, tiba tiba besok si harapannya mendadak ndlosor ngesor aja ditanah. Biasa banget. Iya. Meweknya juga jadi kebiasaan banget. (halah)

Mungkin mereka terlalu buta melihat pesona saya yang terpendam ini. Secara terpendamnya jarak 5 KM di bawah tanah. Sangar banget gak tuh? Yaiyalah mereka gak nyadar. Wong saya juga ga tahu kok pesona flora dan fauna saya ini dimananya. nyahahaha~

Singkat kata saya menyadari ketidakberuntungan ini bermula saat duduk di kelas satu SMA. Kata papa masa SMA itu masa masa paling indah. Tapi buat saya entah kenapa bukan yang paling indah di hidup saya, kebanyakan ngenesnya sih sampai mabok! Mungkin di jaman saya kata “paling”-nya lagi mudik, mungkin. 

Sebut saja namanya kriwul, dialah tersangka dimana keapesan ini bermula. Dia berkulit hitam legam, beneran kriwul dan merupakan mahluk absurd paling nyebelin kalau lagi duduk manis dikelas. Gimana ga sebel kalau dia duduk di bangku tepat dibelakang saya dan hobinya main-jambak-tarik-tusuk-cepol rambut saya. TIAP HARI! Rasanya pengen cakar cakar harimau aja bawaannya kalau lagi di bully sama dia tapi mendadak ga jadi marah karena dia mendadak senyum manis kedip menghiba kalau saya mau marah marah ataupun mau ngdemo dia minta turunin harga bakso dikantin.
Jangan bayangin sosok dia ganteng bin aduhai. Jangan! Karena aslinya dia sama sekali nggak ganteng tapi cukup manis lah buat dijadiin alternatif pengganti es tebu di depan sekolah. Dia anggota klub basket kenamaan sekolah kami dan entah siapa yang memberikan mandat atau mungkin pas nunjuk sambil ngupil asyik dan asal comot, dia terpilih menjadi kapten tim basket andalan sekolah! Piye ga kesemsem coba? Maklum saya pada era itu semacam terhipnotis film indonesia yang sedang booming kala itu yang menasbihkan bahwa anak basket, apapun rupanya, pasti keren! (tipikal anak alay sekali coy! Maklumin yak~)

Kejadian yang bikin saya total klepek klepek masih juga membekas diingatan sob, waktu itu kelas kami sedang pelajaran agama. Ibu guru kami sudah sangat sepuh sehingga tidak kuat berteriak memarahi tingkah kami yang ababil bin kanak kanak. Ada yang lari kejar kejaran didalem kelas, ada juga sekelompok cewek yang malah asyik main salon salonan sambil potong poni beneran disudut kelas yang lainnya. Kelas kami saat itu benar benar kacau balau dan beliau cuma sanggup geleng - geleng istigfar sembari mengelus papan tulis dan tetap mengajar seglintir murid yang duduk dibaris depan, ya sebagian dari kami yang kekeuh di jalan yang benar. Kala itu saya dilanda bosan berkepanjangan. Sambil kedip kedip mengamati kekacauan teman teman saya yang lebih pantas disebut arena badak lepas minta kawin, tiba - tiba mata saya tertuju pada sosok kriwul yang duduk manis di bawah meja. Penasaran, saya pun menghampirinya bak miss universe menyapa supir angkot yang lagi asyik ngisi TTS.

“wul, kamu ngapain kok ngesor disitu? Mau pedekate sama suster ngesor ya? Ciyeeeeee” sembari towel towel bahunya genit, lalu ikut duduk disebelahnya.

“inilho, aku lagi nyobain fitur baru dihapeku. Aku baru tau pas iseng ngutak atik menu dihapeku barusan. Eh hapeku uda 3G hlo~ ada kamera depannya lagi. Tuh liat masih mulus kan casingnya. Westalah apik tenan!” kriwul pun menceramahiku bak sales bintang lima

“emang fitur baru apa sih wul? Kok kayaknya seru banget?” mataku berkilat bundar pertanda penasaran minta dijodohin eh dijelasin maksudnya.

“fitur radio, ituloh buat dengerin lagu lagu. Hapeku canggih kan?”

“. . . “ 
 
Tanpa tendeng aling aling si kriwul pun masangin headsetnya yang sebelah ketelinggaku yang nganggur. Jantungku pun lompat tali jedag jedug dibuatnya. Sekilas ku lirik rambutnya yang menjuntai kriwil teriak teriak minta di rebonding, lalu seperkian detik mata kami pun beradu jotos eh bukan bukan maksudnya beradu pandang. Hatiku mendadak kaya es krim kepanasan, meleleh luber tak karuan. Masih ku ingat dengan jelas lagu yang berkumandang ditelinga kami saat itu lagu dari tante rheza arthamevia yang sepenggal liriknya berbunyi “ cintai diriku seperti aku mencintaimuuuuuu~” 

Sontak, kami pun lirik lirikan menyerupai adegan percontekaan saat ulangan harian. Aku lirik dia, dia pun melirikku, aku lalu melirik dia lagi, lalu guru kami pun ikut melirik pada kami berdua seakan minta diajak ikutan adu lirik. Pada menit tak terlupakan itu kami terdiam, maklum kami saat itu masih bocah, kami pun bingung hendak mengutarakan apa, lalu diam malu - malu anak gajah.
 
Sejak saat itu saya menaruh perasaan padanya, namun kadang tiba – tiba menguap sebal begitu saja saat ia menarik jilbabku dengan sengaja hingga tak keruan bentuknya (maklum saat itu saya jilbabers anyaran dan paling sedih kalo kudu mbetulin lagi karena belom jago) atau main sodok – pake – pencil – cemong semua di punggungku dari belakang. Ugh, gemas rasanya sampai kepengen ngrebonding rambut kriwulnya itu demi membalaskan dendam nyi blorong #Eh.

Namun perlakuan menyebalkannya itu mendadak menguap tatkala ia berjalan disamping mejaku dan menyempatkan menguyel – uyel kepalaku mesra atau hanya sekedar merampas binderku lalu mencorat – coret sengaja dengan gravity buatannya dan tak lupa mencela gravity buatanku sendiri.

Tingkahnya yang tak tentu itu jelas saja membuatku risau. Kalau istilah jaman sekarang sih saya dulu itu “digantungin”atau lebih parahnya lagi kena zona “friendzone”. Karena saya dulu adalah pribadi yang gak sabaran apalagi disuruh menunggu tanpa kepastian, akhirnya saya menerima pinangan dari kakak kelas untuk jadi pacarnya dan mencoba melupakan si kriwul ini.

Reaksinya pertama kali saat mengetahui saya sudah ada yang punya, dia ngambek dan menolak berbicara denganku selama seminggu. Aku yang kebinggungan akhirnya memilih tidak mengambil pusing kejadian itu dan menganggapnya “oh, mungkin si kriwul lagi dapet jadi lagi ga mau dibully”. Perang dingin itu berlangsung cukup lama dan puncaknya saat dia menulis puisi di sehelai kertas robekan milik pak rete, kawan sebangkunya dan menempelkannya di dinding tepat di belakangnya.

Aku yang penasaran, saat itu iseng membacanya saat ia pergi kekantin dan tengah mencoba memalak anak kelas lain seperti biasanya, saat pertama kali membacanya aku beneran ga paham apa maksudnya, maklum tulisan si kriwul ini sedahsyat rambutnya, alias total berantakan, dan saat saya meminta tolong titin (kawan karib sebangku-ku) untuk menerjemahkan tulisan alien itu sontak hatiku bak di iris – iris lalu di tongseng, nyesss sakit nujeb nujeb.

Aku seketika duduk bengong dikursinya yang kosong sembari titin heboh menepuk punggungku keras – keras (mungkin dia menyangka kalau punggungku ini layaknya kasur springbed minta digebuk, alamak! tangan kecilnya sukses membuat sekngkring – sengkring punggungku ini) ya, puisinya berisi tentang kekecewaannya dan intinya kalau dia sebenarnya menaruh hatiku padaku. Buyar sudah pertahananku, ingin rasanya jomblo mendadak dan membuatnya tersenyum girang namun jahil seperti biasanya lagi.

Apalah daya oatmeal sudah menjadi bubur, tak lama berselang, dia (si kriwul) ini jadian dengan teman sekelasku (sebut saja namanya bunga, nama lengkapnya bunga – bunga ditaman alangkah indahnya syalalalala~ #ehmalahdangdutan) dan setiap hari pas jam istirahat mereka asyik berdua – duan didepan mataku, kadang karma itu bekerja dengan cara yang lucu ya! *lalu nangis bombay*

Selepas derita si kriwil ini, kami pun berpisah, dia masuk kelas IPS dan aku terdampar hilang arah ke kelas IPA. Karena saya bukan bocah yang gemar hitung- hitungan akhirnya saya selalu berakhir dengan berangkat pagi – pagi dan asyik menjiplak jawaban temen kalo ada peer. Disitulah saya bertemu dengan sebut saja namanya mas gembul. Ia sesosok pria chubby partner bagi – bagi jawaban contekan dikala peer menumpuk minta disayang. 

Berkat ritual contek – mencontek itulah kami jadi dekat. Dia sesosok pria gaul yang hobi menggambar, tak ayal aku selalu meminta bantuannya dikala tugas kesenian mulai berulah. Mas gembul kala itu juga menyukai lagu metal seperti ku dan lagi gara – gara musik kami pun jadi dekat minta diembat #tsah
 
Saat itu pelajaran fisika, bapak gurunya tidak bisa hadir karena ada rapat dengan kepala sekolah dan membiarkan kami dlosoran di lantai di ruang aula (karena kelas kami seharusnya mempresentasikan materi siang itu) kulihat ada sebagian kawanku asyik mengerjakan LKS berjama’ah, ada pula yang asyik menggerombol asyik berdiskusi (atau lebih tepatnya nggosip terarah sesuai kurikulum kbk) dan ada juga yang hanya tidur bergeletakan begitu saja menikmati semburan AC bak pindang berjejer di pasar. Kala itu kulihat mas gembul asyik headsetan di pojokan. Aku yang saat itu tengah tergeletak bosan itu ahirnya memutuskan berglinding ke arahnya.

Saat melihat aksiku dia hanya tersenyum simpul, aku yang dalam posisi tengkurep lalu ndanggak menatapnya dan mulai berulah :

“mas gembul, mas gembul, lagi dengerin apa? Kepo nih” sembari memasang tampang anak kucing melas lengkap dengan mata menghibanya

“lagi dengerin musik”

“. . .”

(5 menit kemudian)

“mas gembul, mas gembul”

“dalem”

“katanya aku dikirimin lagunya bullet for my valentine, mana ih ga dikirim - kirim?
Lalu mendadak ia ikutan ngesor disebelahku dan tak lupa membagi headsetnya untukku seorang

“nih, ndengerin dewe. Ga boleh rewel” lalu seperti biasa ia menguyel – uyel kepalaku lalu memejamkan matanya dan berbaring diam dan momen ngesor – ngesor berdua itu membuatku jatuh ke perangkap pukat harimau, maklum kelemahan saya memang kalo diuyel – uyel kepalanya kayak anak kucing, bawaanya ngalem minta dipiara aja! Semenjak saat itu akhirnya aku menetapkan kalo naksir mas gembul beneran. Sepenuh jiwa dan raga, kalo perlu sama kentut - kentutnya juga!

Malang tak dapat diraih, eh maunya untung malah buntung. Setelah sekian lama berjibaku mendekati dirinya yang not responding tapi malah bikin tambah greget penasaran itu, akhirnya aku memberanikan diri nanya ke teman dekatnya. Jawabannya? Sungguh meremukan jantungku! Ternyata oh ternyata~ doi memendam rasa ke teman sekelas kami sebut saja namanya mbag yuyu. Kata temanku yang berperan sebagai informan ini, mas gembul sudah berusaha bertahun – tahun demi mendekati mbag yuyu namun selalu saja terjebak di zona “teman tapi mesra” alias kena jebakan betmen siapalagi kalo bukan pemeran utama kita yaitu : “friendzone” (jreng~jreng~jreng~) Pupus sudah harapanku. Semenjak informasi itu aku jadi tidak terlalu antusias jika naksir seseorang karena hasilnya selalu saja berakhir minta remidi. Ngenes coy!
 "Iyaaaa~"

Ini baru secuplik dari tumpukan kisah nyata tentang harapan yang melambung tinggi lalu akhirnya, nyungsep juga. Namanya juga hidup sob, kadang sesuai rencana, kadang di luar ekspektasi atau malah gagal total sama sekali. Yak inilah proses, tanpa mereka semua aku takkan bernyali dan menjadi seberani apa adanya diriku saat ini. terimakasih kalian! barisan mantan gebetan! Hahahaha Tunggu episode selanjutnya yak! Ciaooooo~

againts the pain!

The world no longer funny or am I too scepticaly pathetic right away? 

            Theres no sound in my room. I can feels the emptiness surround my head. Its feels so comfortable, so why them so afraid with that? Oh maybe im too blind to see what ordinary peoples seen. That’s fine. They never have the journey like I have. They never know how to feels so scared when you lost the most lovely person in their world and they never face the great suffer like I did. They aren’t me, anyway.

            Its feels so alone and I enjoyed it. I can see others fake smiling everywhere. Pretending as best friend but stabbin each others behind their back as soon as possible. Human looks so awful, nowdays. Somehow I wish I can turn into a abadoned little kitten. I can run as much as I love. I can meow as much as I like. And lives getting so easier without any dramas like human always do. I just feels so tired with this suck dramas living things.

            No. im not giving up. Yeah, im looked so pathetic gloomy persons. Let it be. Cause out of there, I believe there is still someone who feels the way im so sick about. Even if I don’t know them, its okay. Sometimes pain are the sweetest way to make sure you still alive. Suicide its a stupid option who looser  try to make as an excuse for what lord give to us, a blessed breathtaking everyday. Maybe im a loner but im still feels blessed with what Lord give to me without im asking it first.
            I wanna be free. Without any social disorder who wanna rules my lives. Without anyone who rudely asked to me just to feels their live easier with badword at me. I don’t need what their bubly fake said everyday. I don’t want to be the boredoom person who tied them apart. I don’t need buy any fancy stuff just to feel “high” in their eyes. I just wanna simply enjoy my days without any fake excuses. I don’t need, any. Really.

"So damn right!!!"

            Lets take down this loneliness and turn it into power who bring back pure joy around! Many things that I never try before and wait to challenge me nicely, many things I used to do long time ago and miss me so much, many people from around the globe who never meet me before and wait patiently to shared each other and speak with the word of love and gather us together. So many happines to share to all of people surround, being inspire and inspiring too, and I wish I could luckily meet you to someday! Oh happy life!!!

Some wise old man told me, “your past is just a story, and once when you realize this, it has no power over you!”. Even the great sinner their future are still clean and bright! So go through it and enjoy your too much me time and turn it into powerfull spirirt and just go whatever you love, do whatever you like, life passionately and go get’em! Its your truly life, not them or they! It’s you and that’s all!
           
           

Cigar



It depends on your point of view, relaks, I’ll tellin my side no matter how mad you can be,
 I don’t care anyw. Enjoy~

First time I know him, it caused by a fucking heartbroken. Yeah, im tearing apart at that time and mostly doing something stupid like I always do. I know I have asthma on my own, but I choose not to care at all, even him made me suffocate, I just need the pain to replace over my sadness. I cant be too gloomy rest of my live isn’t? so I pick him for enjoy the frustation on my own. Its not bad although, I enjoy it, over and over again, but I don’t wanna die young so I don’t kissed him (my lovely metaphor) too much on a day. I build my own rules and regulations. For me, by me and because I love me.

I know my eks hate it so bad, and I laugh loud when I realize what I could do and capable doing it and how its look like when he saw me kissed it with pleasure. At first time my intention is made him mad and never show his sorrowfull face over again in front of me, but suddenly I just simply in love with him.

Him, who I can bought it for about 16thousand rupiahs, never told me with a bad word what I can do and donts, he’s only beside me and never leave, and I love to sniff his great smell on my hand, a bold tobacco lovely odor, smell right a manlike, but I don’t need to suffer with drama no more only to sniff him whom I like do it so much. Him, my only guilty pleasure of mine. Him, the only thing who cant make me cry.

I kissed him when I feel alone and need a sweet companion. Im trying enjoying this alone in the loneliness, when the sky getting dark, it just me, him and we drive away somewhere to forget what made me sad at the first point. Im not try to impress anybody or trying to show off what I can do when mostly people saying a bad sentences at me when kissed him around. I don’t care what people think about me, I know it have his own risk, but let me enjoying my time with him the one who never speak but burn burn burn down the pain for me.

I know im weak. Im not trying to cover up my weakness and play a still strong game with kiss him. Nah! I just try to figure it all with some dizzy sensation to hold on. Good people will try to make me understand and some other just tryin to look my mistake and make it me look more horibble behind my back. I don’t need their point of view, I just try to focus who else who truly care on me no matter how miserable being I am.

Maybe some pure love can make this addiction go away and change itself. But in the middle of nowhere, I just kiss him to replace the man who I cant kiss in a real live. So let it be, I over enjoyed my too much me time, and need to be found soon. Dear, my soon dearest. I beg you an apologize, I just not to well when doing some waiting on you patiently. This might screw your mind about me, im so sorry. I just need some runaway pals without decrease my stupid addiction on the wrong men. So, I light it up, make the loneliness go away and still waiting for you like forever. Soon enough I’ll promise you I’ll stop this useless nonsense addiction and turn it up to change my addiction only on you. My lovely one. 

Dari Kejauhan, Dalam Diam


Ingatan tentangmu pertama kali begitu absurd. Aku tak mengenalmu dengan jelas. Yang kutahu kita dulu satu sekolah menenggah pertama bersama walaupun berbeda kelas. Tak ku sangka saat bertemu denganmu lagi, kini kau berubah menjadi pemuda tampan yang sedang berusaha meraih cita – citamu dengan seabrek kegiatan keorganisasian. Lelaki cerdas memang tak hanya menarik hati namun juga sangat membanggakan. Ah, aku yang hanya sanggup mengaggumimu dari jauh saja ikut merasakan semangatmu, tak ku bayangkan apa yang terjadi bila dapat mengenalmu lebih dekat lagi. Kami, perempuan, memang hobi berkhayal.

Ingatanku melompat pada hari pertama dimana ospek fakultas dilangsungkan. Saat itu prodi-mu dan prodi-ku walau berbeda disatukan dalam satu kesatuan rangkaian acara. Saat itu kulihat kau berbaris paling depan dibarisan disisi kiri dari panggung yang berada didepan kantin. Sedangkan aku berada di barisan yang bersebrangan denganmu, berbaris paling depan (menggantikan ketua kelompokku yang entah menghilang kemana). Saat itu mata kita tak sengaja bertemu untuk sepersekian detik di udara, aku yang pelupa ini merasa mengenalimu tapi lupa dimana kita pernah bertemu dan momen itu berlalu begitu saja.

Ingatanku melompat mundur jauh kebelakang. Saat itu pelajaran ditiadakan karena kegiatan classmeeting. Aku yang tergabung dalam tim volly kelasku, sedang asyik duduk menunggugiliran pertandingan di pinggir lapangan volly seraya menikmati pertandingan kelas lain yang sedang berlangsung. Mendadak perutku protes bergemuruh minta diisi. Akhirnya aku mengajak sobatku untuk sekedar menculik semangkuk bakso di kantin. Setelah dita (sohib kesayangan dan satu kelas denganku) setuju dengan usulanku, kami pun akhirnya melangkah ceria dan tak lupa berbincang tentang gebetan barunya. Saat itu dita sedang naksir seorang kawan dikelas G, sebut saja namanya ringga. Ringga lelaki kalem dan pendiam dan karena kemisteriusannya itulah dita dibuat klepek – klepek olehnya. Aku yang menasehati dita untuk segera mengambil inisiatif duluan pun mencoba mengingatkannya untuk tidak menggunakan identitas samaran saat mencoba mengirim sms padanya. Ia hanya dapat tersipu malu dan menutup mukanya saat mendengarkan nasehatku. Aku pun semakin seru menggodanya.

Setelah menghabiskan semangkuk bakso itu dengan cepat, kami pun melangkah kembali ke arah lapangan volly. Disitu untuk pertama kali aku bertemu denganmu. Saat itu kamu tengah berbincang dengan para perempuan dari kelasmu, sepertinya layaknya selebriti yang tengah dikrubuti wartawan, aku pun menanyakan perihal tentangmu pada dita, 

“ Dit, mas – mas yang disitu siapa ya? Aku kok rasanya ga pernah lihat?”

“oh, itu. Namanya Ali cen, dia anak pindahan dari makassar. Kalo dari gosip yang arien bilang sih papanya dia kerja di dinas pendidikan gitu deh, dan pas pindah kesini papanya yang nyumbangin komputer canggih yang ada di lab itu. Komputer yang biasanya kita buat rebutan ituhlo~ anaknya lumayan ganteng ya? Tapi masih gantengan ringga sih!“ dita pun tergelak saat mengakhiri penjelasannya. Saat itu aku hanya mengangguk paham dan mencuri lihat kearahmu sekali lagi. Untuk ukuran bocah SMP kamu berperawakan cukup tinggi dari teman sebayamu. Saat itu pipimu ditumbuhi jerawat ala anak abg pada umumnya. Saat kulihat kau tenggah asyik bercakap – cakap dengan geng cewek dari kelas E itu, saat itu kau tengah tersenyum lebar menanggapi komentar gadis – gadis itu, kuakui senyummu sungguh menawan. Lalu kemudian mendadak perhatianku teralihkan saat kakak kelas kami yang juga idolanya dita sedang melakukan jump squash dengan indahnya mematikan pertahanan lawan saat pertandingan volly yang tenggah seru – serunya berlangsung. Aku pun lantas memperhatikan jalannya pertandingan lagi dan lalu lupa tentangmu. 

Ingatan merupakan mesin waktu paling asyik untuk ditelusuri dalam diam. Tiba – tiba saja ingatanku terdampar di dalam bus patas jurusan surabaya – malang. Pagi itu mama berkeras mengantarku sampai naik dan dapat duduk di bus yang cukup lenggang. Setelah melambaikan ke arah jendela, mama lantas berjalan menjauh dan pulang. Sebetulnya aku tak ingin diantar karena aku tahu saat mama mengantarku, mama akan membatalkan jadwal senamnya pagi itu demi mengantarku ke terminal purabaya. Karena kami sama – sama keras kepala, akhirnya aku mengiyakan saja tawaran mama, dan berujar dalam hati semoga secepatnya aku takkan merepotkan siapapun termasuk mama.
Saat itu aku melesak di bangku favoritku. Aku selalu memilih bangku dibarisan sebelah kiri dan dekat dengan jendela agar leluasa memperhatikan jalanan yang tengah aku lalui, barisan ini sungguh sangat nyaman hanya saja apabila aku berangkat terlalu siang, matahari akan bersinar terik melalui jendela disebelahku dan dengan berat hati aku menutupnya dengan gorden. Saat itu ku perhatikan sekelilingku, bus nampak ramai namun tak penuh sesak seperti bis ekonomi lainnya. Saat itu BBM belum mengalami kenaikan dan tarif bis patas hanya sebesar 10ribu rupiah saja.  Kali ini aku menaiki bis yang dibodi kiri dan kanannya tergambar koala dengan background biru. Kulihat seluruh kursi terisi dengan satu orang dan kebanyakan sepertiku, memilih duduk dekat dengan jendela. Ada bapak – bapak yang tengah asyik bercakap – cakap dengan koleganya dikejauhan (suara menggelegar dan terdengar hingga ke bangku belakang tempatku duduk), ada kakak cantik yang krudungnya ditumpuk macam menara pisa dibeakangnya, dan tepat didepanku duduk bapak – bapak yang edeang asyik membaca koran (aku sekilas numpang membaca headline beritanya : masih tentang lapindo dan kemelut pelik tentangnya). 

Kuperhatikan dibangku barisan sebelah kanan diseberangku ada ibu – ibu dengan seragam coklat muda hendak berangkat bekerja yang sibuk memainkan telpon genggamnya dan saat mengamati pemuda yang tengah melempar pandang dijendela didepannya, mendadak aku terkejut. Ya, kau duduk disitu termenung, dengan kemeja biru dan sedang mendekap tas ranselmu. Ingin rasanya aku mendadak pindah dari bangkuku dan duduk disebelahmu lalu sekedar menyapamu, ide yang terbersit tiba – tiba itu menghantuiku sepanjang perjalanan. Jadilah aku terdampar disudut dan dalam diam memperhatikanmu dikejauhan. Saking asyiknya memperhatikanmu aku pun ikut bergerak dan mengikuti langkahmu saat kau turun di halte dekat taspen itu. Saat melangkah dipinggir jalan aku baru menyadari seharusnya aku turun di penitipan sepeda motor yang masih cukup jauh lagi dari tempat dimana aku turun saat mengikutimu, aku tertawa dalam hati sungguh geli rasanya ketika terlalu fokus memperhatikanmu sampai hilang arah. Akhirnya aku memutuskan untuk naik bemo ke arah penitipan sepeda motor yang terletak disebrang pintu masuk terminal arjosari itu. Saat bemonya masih asyik ngetem, saat aku mengikuti langkahmu dari kejauhan kulihat kau asyik menyebrangi jalan dan kemudian berdiri di pinggir jalan, entah menunggu jemputan atau bemo yang kau cari belum tiba, aku tak tahu karena mendadak bemo yang aku tumpangi bergerak dan meninggalkan siluetmu dikejauhan hingga tak terlihat lagi.

Ingatanku pun kembali meloncat dimana para gerombolan gadisku sedang asyik ngrumpi dan menunjuk sebuah mobil berwarna perak mungil yang terpakir rapi di dekat bangunan dan itu milikmu, icha lantas dengan heboh bercerita bahwa kamu, saat itu sedang menjalin hubungan dengan sahabatnya, saat icha menyebutkan namanya yang terlintas dibenakku gambaran gadis cantik berpotongan rambut pendek dan tak jarang ikut nongkrong dengan gerombolanku namun lebih sering sibuk memonopoli pembicaraan dengan icha saja. Selebihnya aku tak tahu. Menurut cerita icha ia menanyakan dimana bisa menyewa kosan yang cukup bebas untuk ditinggali berdua, ah aku tak sanggup membayangkan apa yang akan kau lakukan selajutnya dengannya. Jujur saja sebagai penggemar sekelibatmu, aku berpendapat tidak setuju kala itu, yang ku tahu kau sesosok pemuda baik – baik, polos dan apa adanya sedangkan sahabat icha yang kutahu sendiri dari cerita icha, adalah gadis yang gemar dugem. Ironis saja rasanya, mengapa pemuda sebaik dirimu bisa bersanding dengan gadis seperti itu. Tapi apa boleh buat, toh kadang cinta memang buta. Mungkin saja saat itu kau hanya sedang tersesat, semoga saja kau baik – baik saja. Tak lama setelah obrolan itu berselang. Di momen yang berbeda, berbulan – bulan kemudian icha bercerita bahwa kau akhirnya ditinggalkan olehnya demi lelaki lain, betapa hancurnya hatiku saat mendengar cerita icha kala itu. Tentu saja para gadisku juga menyayangkan kejadian itu. Semoga saja perjalanan ini menguatkanmu dan tak membuatmu jera kawan.

Memori membawaku kebeberapa hari yang lalu, dimana mendadak saja aku menyapamu lewat pesan singkat media sosial sembari menyapamu dalam bahasa inggris begitu saja. Tak lama berselang kau balas pesanku dengan ramahnya dan memberitahuku walaupun kita tak saling mengenal namun senang memiliki kawan jauh sepertiku. Ah bahkan hanya lewat ketikan pesan singkat didunia maya ini kau bisa begitu hangat. Karena bingung hendak membalas apa, kuhabiskan tak kurang selama dua hari setelahnya memikirkan jawaban apa yang bisa memicu rasa penasaranmu, akhirnya kuputuskan menawarkan diri untuk mendengarkan keluh kesahmu dan kisah – kisah menarikmu langsung darimu, hahaha harapan bodoh yang disampaikan sederhana secara eksplisit seperti biasa, sangat “aku” sekali. Kau membalas dengan ucapan terimakasih singkat disela kesibukanmu. Tak apa kawan. Paling tidak kau menyempatkan seperkian menit untuk sekedar membalas bualan tak berguna dariku dan aku cukup bahagia membacanya.

Aku sadari kita berada di level yang berbeda. Apabila diandaikan dengan level di game – game itu kau sudah mencapai level ekspert dan memukau siapa saja yang ada di lingkaranmu dan aku hanya seorang gadis cupu yang berada di level pemula dan hanya mampu menulis secuplik cerita ini yang mungkin tak akan pernah sampai terbaca olehmu. Biarlah, toh aku tak bosan – bosannya menyelipkan namamu didoaku dari kejauhan, semoga idola sekelibatku ini baik – baik saja dan segera meraih mimpinya untuk bersekolah di Jerman. Sungguh iri rasanya namun lebih banyak aku merasa bersyukur mimpimu sungguh sangat menyenangkan dan secara tak langsung memantik mimpiku untuk bisa menyamaimu di level yang cukup tinggi itu namun dengan jalan yang berbeda. Semoga karir akademisimu baik – baik saja kawan. Terimakasih pernah hadir dan menginspirasi dari kejauhan. Semoga aku pun segera mampu menulis cerita yang lebih menarik dari deskripsi panjang lebar ini sehingga mampir di tumpukan koleksi bukumu tanpa sengaja, Toh gusti Allah adalah sesempurnanya produser dan kita hanyalah pemeran pembantu dalam luasnya jagat raya ini. 
Dari penggemar sekelibatmu, salam hangat di kejauhan.