Minggu, 22 Maret 2015

15th March 2015


Hari ini ulang tahunmu,paa. Jika saja kau masih disini kita akan melalui hari minggu ini dengan ceria. Mungkin tanpa kue yang kau tak begitu suka namun dengan segunung tawa membahana. Ya, hari ini genap 49 tahun usia paa. Andai saja tuhan tidak cepat – cepat memanggilmu pulang, mungkin hari ini kita akan bersuka ria, dengan mama yang tak berhenti memasak dibantu oleh dhek fifi yang juga sibuk menyiapkan ini dan itu, dengan kakak yang asyik menggoda dhek gio, cucumu yang ganteng, papa tentu akan asyik menyiapkan arang dan bara api untuk membakar bebek kesukaanmu dibantu dengan mas dicky, dan aku akan tergelak dengan pipi tercoret jelaga, mondar – mandir membawa ini itu untuk mempersiapkan acara bakar – bakar sekeluarga. 

Namun sayangnya itu semua hanya rajutan imajinasiku belaka. Hari ini berjalan begitu sepi. Mama yang letih sepulang dari menenggok dhek krishna di pondok. Kakak yang asyik dengan keluarga mungilnya sibuk mendatangi acara resepsi pernikahan kawannya, dhek kupik asyik dengan laptop dan tumpukan serial koreanya dan aku terdampar disini, berusaha membersihkan semuanya, membuat sibuk raga yang dalam hati ingin menangis kencang. Menyibukan diri dengan bersih – bersih adalah kegemaraanku saat ini paa kala hati tak mampu lagi bersuara dan hanya tangan bergerak sibuk mecoba melupakan semuanya.

Bahkan bunga 7 rupa itu hanya tergolek lemah didalam kulkas, sore ini hujan mengguyur dan untuk menyapamu dimakam saja kita tak mampu paa. Seakan – akan awan ikut menangis kala air mataku tak jua mau menitik dan hatiku berdusta tak mau berkata.

Kesedihan ini mungkin akan cepat berlalu, tapi tahukah kau paa ini akan selamanya membekas disini, didalamhati, dan takkan terganti.

Aku masih saja menunggu lelaki yang bersedia menjagaku seperti saat dulu papa menjagaku. Dalam diam, kau rayu diriku yang mogok minum obat kala tarikan nafas jadi begitu menghimpit. Dengan sabar kau coba hibur diriku dengan menanyakan hariku dalam kondisimu yang semakin melemah namun tak membuatmu lupa untuk sekedar berbagi denganku. Dilain waktu kau petik gitarmu menyanyikan lagu dengan gitar tua kesayanganmu, menerbitkan senyum simpul. Tak lupa kau awali hari dengan ceria dengan lantunan lagu terputar kencang didalam rumah, mencoba membangkitkan semangat dalam rutinitas yang stagnan. Kamu yang selalu memperhatikan hal kecil bahkan memuji karya sederhana buatanku sendiri. Kamu yang selalu ada untukku, saat ini belum ada yang bersedia mengantikan tugasmu paa. Ya, aku masih berjuang sendiri menghadapi dunia yang tak secerah dulu saat kau masih menjaga langkah dikejauhan.

Semoga papa baik – baik saja disana dan sabar menungguku pulang. Miss you paa~

Sabtu, 07 Maret 2015

Kangen Kamu Ga Pernah Sekampret Ini!



Sudah beberapa minggu ini kita tak bersua. Aku masih sebal denganmu. Betapa tidak chatku yang bertumpuk bak gunung semeru itu tidak ada satu pun yang kamu balas, meninggalkan seonggok “R” yang menghina, dibaca namun tak berbalas.

Tak lama kemudian kamu mengomentari dua status di jejaring sosial seperti tak terjadi apa – apa. Dengan sengaja aku tak menggubrisnya dan memilih berkoar sesukaku dan tetap tidak mengindahkanmu. Sengaja dicuekin rasanya tidak enak bukan? Sesekali kamu perlu merasakan ga enaknya jadi aku. Aku yang selalu ada untukmu.

Kita berkawan sekian lama dan aku masih jua tak memahamimu. Entah aku yang terlalu tolol atau memang kamu tak pernah menunjukan jati dirimu yang sebenarnya ku tak tahu. Kamu masih saja semenyebalkan seperti biasanya, dan aku masih saja dengan bodohnya rindu debat kusirmu yang tak berujung itu.

Dulu aku memang mencampur adukkan kedekatan ini dengan kata cinta. Setelah mengenalmu aku semakin tersesat hilang arah. Buatku cinta sekarang hanyalah kejadian langka dan presentase harapan hidupnya cuma sekian persen. Entahlah. Aku tak lagi menaruh harap lagi padanya. Biarkan saja ia bekerja dengan jalan anehnya.

Kamu sudah layaknya sahabat penaku. Padamulah ku curahkan semua yang tidak bisa aku ucapkan dengan gamblang pada kawan sebayaku. Kamu pendengar setia yang juga selalu ku nantikan kelanjutan ceritanya. Hanya saja kamu terlalu gengsi dan ingin menyimpannya sendiri. Lantas sebenarnya aku ini apa dihidupmu? Sekedar penampakan yang mampir lewat sekelibat atau hanya halte mangkrak yang tidak menarik dan cukup ada begitu saja? Kamu dan sejuta teka teki sesatmu.
Mengharapkan cintamu itu seperti menanti kucing kayang ditengah pasar, mustahil. Sudah sejak lama kusadari itu, aku takkan pernah sanggup memenuhi ekspektasi ganjilmu dan semua harap palsu kesempurnaan yang kamu mau pada wanitamu. 

Seandainya saja kau sadari ketika kamu tengah sibuk mencari sesorang yang sempurna kamu akan melewatkan seseorang yang tidak sempurna namun membuat kebahagianmu lengkap dan sempurna, kawan. Dan tentu saja itu bukan aku. Aku sudah tahu.

Maafkan aku yang sudah membuat semuanya runyam seperti ini. kau tentu sudah tau aku memang seruwet ini.

Sesebal apapun diriku, aku akan selalu disini, menjadi telinga saat kau butuh didengar, menjadi kaki dan tangan saat kau butuh teman dan menjadi mata yang selalu ada saat kau ingin diawasi. Dimanapun kamu berada, kuharap kau selalu baik – baik saja!
Ya, kangen kamu gak pernah sekampret ini.


(sayup - sayup alunan anyer 10 maret, senja dalam doa)

Minggu, 01 Maret 2015

Saya Kamtis, Kamtis Kemendung!



Namaku cynthia, tapi orang – orang biasanya memanggilku dengan sebutan “cen”. Mungkin nama asliku terlalu unyu untuk gadis begidasan asli sidoarjo mlipir ini hehehe. Temen – temen banyak yang mlesetin nama tenarku ini jadi macem – macem : mulai dari centong, centelan sampe cendol tak aminin semua sama senyam – senyum. Wes rapopo rek! pokoknya koncoku hepi aku tak melu selpi #eh
 
Perkenalan kali pertama sama band suangar ini aslinya gak sengaja, Papa yang memang dulunya seniman (Papa dulu vokalis band ngetop di kampusnya) akan selalu mengabulkan permintaan anak - anaknya kalau seputar dunia musik mulai dari rutin membelikan kami kaset band favorit masing – masing sampai semua pernak - perniknya. Jaman masih SD dulu aku ngfans mas – mas Sheila On 7 dan papa bela – belain kirimin kado ulang tahun untukku album pertamanya Sheila on 7 dari Malaysia hlo! Papa memang paling segitunya kalo buat anak gadisnya yang lagi pencarian jati diri dan berhubungan langsung dengan dunia favoritnya : Musik. Rasanya sueneng banget kalau tiap weekend diajak jalan – jalan ke TP, tujuan pertama kami jelas dan pasti, Disctara! Entah berapa banyak kaset yang papa belikan untukku, dan rata – rata semua artis dalam negeri. Papa mengajarkan kami untuk selalu menghargai karya anak bangsa dengan cara yang paling simple : beli kaset originalnya dan nikmati karya dengan bahagia!

Berkat tangan dingin beliau aku tumbuh menjadi gadis dengan pribadi yang tidak biasa terutama selera musik favorit kami. Masih terpatri jelas dibenakku, saat itu aku tengah duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas dua, kawan – kawan karibku saat itu tengah menggandrungi musik hip – hop mulai dari single “bunga” milik fade to black sampai soundtracknya fast and furious namun aku tetap tidak bergeming pada kecintaanku akan musik rock. Ledekan dan guyonan yang menyindirku pun tak aku gubris, dalam hati aku berujar “ buat apa ngikutin yang lagi trend kalo nantinya bakal keseret kesana – kemari tanpa ngerti substansinya? ” namanya juga masa muda, saat itu aku sedang bersemangat – semangatnya kenalan dengan banyak genre dan banyak band keren. Mulai dari Superman Is Dead sampai band indie asli suroboyo sekelas devadata dan blingsatan pun seringkali menghampiri telingaku. Tak jarang kawan – kawan cuma bisa geleng – geleng  dan sudah hapal ga bakalan bisa tukeran lagu teranyar yang lagi hits, maklum jalan kami memang sudah berbeda.

Siang itu cukup terik, kami pulang sekolah lebih cepat dari biasanya dan ternyata kakak perempuanku juga mengalami hal yang sama, saat sesampainya dirumah mendadak papa ngajak jalan – jalan, mumpung pada pulang pagi ujar papa saat itu. Bergegaslah kami menuju delta plasa untuk sekedar window shopping bersama – sama. Saat kami menyatroni disctara, saat itu kakak sedang mencari album kedua Superman is Dead yang berjudul The Hangover Decade untuk melengkapi koleksi kami akhirnya manyun karena stok saat itu sedang kosong, saat papa menawarkan kami untuk membelikan kaset kakak akhirnya mengambil album itu begitu saja.

Saat pertama kali aku membaca nama band yang tercetak dalam font unyu bertuliskan “ Endank Soekamti “ dan gambar kartun personilnya yang ganteng – ganteng tapi bikin perasaan jadi geli, ini band kok ndangdut abis gini namanya, tapi keren juga yah! Ga pasaran! Uwedan tenan! Bisikku dalem hati.


“sssstttttt! Inihlo wujud kasetnya. Iya iya gue tua. hahaha”

Saat membolak balik kaset berbackground warna kuning tersebut dan membaca sekilas tracklistnya akhirnya aku nodong penjelasan kakak.

“kak, ini band opo tho? Kok lucu gini namanya? Keren tapi E~ “

“jare temenku apik dhek, lagune lucu – lucu, aku yo penasaran dhek, makan e tak beli mumpung papa yang mbayari hehehehe” tukas kakak sembari senyam – senyum anak kuda

Sesampainya dirumah kami pun segera membuka segel dan “menelanjangi” kaset tersebut. Jaman dulu belum ngtrend CD ataupun download via iTunes, kami hanya berbekal radio tape masing – masing dan kebetulan radio tape milikku lah yang paling yahud suaranya kala itu, segera saja kami letakkan dalam tempat pemutarnya dan lalu menekan tombol play sembari memelototi lirik lagu yang tercantum bak pembacaan pancasila waktu upacara : dijeber dan diangkat lalu dibaca bareng – bareng sambil ngikutin nada lagunya.

“ font liriknya berasa kaya baca krepekan, lucu!”

Setelah hepi membolak balik dan ngplay kasetnya ping bolak balik akhirnya aku dan kak tere berdiskusi seru, favorit kak tere yang asu tenanan sedangkan favoritku lagu kura – kura namun kita sepakat lagu manis paling puitis yang bikin kita mimbik mimbik nangis ada di track uuuuuu.

Rasanya kenyang banget abis ndengerin kasetnya endsoe sesorean itu, bukan karen mas eriks pokalisnya yang tambun minta dicubit itu pipinya mirip bakpau, bukan. Cuma rasanya baru kali ini nemu band yang sepaket komplit dari lagu – lagu cinta ala kadarnya dan “real” banget liriknya, pas ga muluk – muluk tapi juga ga melulu membahasa isu cinta – cintaan melulu dan selalu menyelipkan satu lagu berbahasa jawa dengan lirik yang super kocak. Sukaaaaa banget! 

Beranjak gede, aku mulai kenalan dengan band – band dari luar negeri, saking mabuknya sama band bule itu aku mulai mlipir dari tracklist musik indonesia yang saat itu lagi heboh – hebohnya musik melayu. Sumpah aku muak sama acara keplok – keplok hore yang nampilin band - band anyaran tapi malah pada asyik lipsync-an. MALU – MALUIN! Waktu SMA aku vakum dari berita terbaru artis dalem negri, entah karena malas atau ogah – ogahan aku cuma ngikutin perkembangan terkininya superman is dead, aku mulai lupa sama band keren ini. maap mas erik, mas dory, mas ari saya khilaf~ *nangis dipojokan*

Tambah tua makin bosen sama lagu – lagu bule yang liriknya isinya ngenes melulu. Wayahe muvon dari emo – emoan sepertinya. Di tengah kejenuhan itulah aku kenalan kalih duo kamtis unyu jaya, sebut saja namanya mas kembar. Dua ekor bocah kakak kelas jaman SMP sohibnya mantan ini mendadak terdampar dikehidupanku dan mengenalkan endsoe versi yang paling anyar. Wah mendadak jiwa kamtis yang dulu pernah terkubur membuncah lagi dengan semangat! Tak jarang kami karaokean via telpon nyanyi berjama’ah jejeran lagu – lagunya di albumnya angka 8 dengan gembira.

Berkat mas kembar juga lah akhirnya aku kenal sama mas mbah, sohib kecilnya yang juga kamtis family. Berkat informasi dari mas mbah juga aku tau kalo mas endank bakalan ngegigs di surabaya tepatnya di acaranya soundrenaline. Saat itu aku beruntung, karena kakak dan mas ipar dapat tiket gratisan dari kawannya. Kami pun berangkat bertiga walaupun saat itu kakakku tenggah hamil muda. Namun sayangnya sesampainya di lokasi, terdengar dikejauhan lagu – lagu endank soekamti tengah berkumandang dan aku masih terdampar di parkiran, ingin rasanya segera lari dan nonton mas endank “Live Concert” dari dekat tapi apa ada aku ga tega ninggalin kakak sendirian sedangkan suaminya belum ketemu. Nyesel rasanya kenapa band dengan lini masa lumayan mbludak sekelas endank soekamti justru di taruh di jadwal sore yang notabene pengunjungnya masih sepi, gemes sumpah! Hhhhhhhhh~ dan aku cuma bisa gigit jari pas dikasih pamer foto – foto jepretan jarak dekatnya mas aga kala meliput aksi endank soekamti sore itu


“ aku ravovo,mas. Tenane ravovo *HIKS* ”

Harapan ngamtisku belum juga surut, dan Allhamdulillah beberapa bulan kemudian ada adek – adek SMA di Malang, kota perantauan dimana aku tengah berkuliah, yang nyelenggarain pensi dengan gueststar dan tak lain dan tak bukan jreng!jreng!jreng! ENDANK SOEKAMTI! HOREEEEEEEE~ karena saat itu mas kembar tengah bekerja di tanggerang dan tak dapat menemaniku nonton mas endank yang tengah ngonser, jadilah aku ngajak mas mbah dan dia menyanggupinya!


“ Aaaaaaaak~ akhirnya aku ga kamtis cupu lagi! ” 

Sore itu, dia datang menjemputku dikosan dan langsung melaju ke Dome UMM dimana pensi diadakan, jujur aja aku ngerasa “aneh”, mahasiswa semester tua kok ya mau – maunya nonton pensinya anak ABG, tapi dalem hati aku teriak, “BODO AMAT, yang penting NGAMTIS dulu coy!!!” setelah puas teriak – teriak jejingkrakan dan ikutan sing along dibeberapa lagu yang aku hapal (tapi kebanyakan yang hapal diluar kepala lagu – lagu di album angka 8, maklum memorinya karatan uda pada lupa liriknya mana ga belajar dulu sebelum nonton hehehehe) 


“makasi  eaaaa qaqaaaaaa”

Setelah akhirnya dipertemukan idola di atas panggung untuk pertama kalinya, akhirnya saya ketagihan. Tak lama berselang sebuah fakultas di UM mengadakan acara ulang tahun fakultasnya yang dibintangi lagi – lagi sama mas endank. Setelah bernegosiasi dengan mas mbah, yang lagi – lagi jadi partner ngonser, berangkatlah kami malam minggu itu ke samantha krida. Kali ini persiapanku lebih matang, aku sudah hapal lirik – lirik lagu andalan dan stamina buat moshing moshing unyu malam itu. Menyanggupi tantangan mas aga di waktu lalu, kali ini aku merapat dengan menggunakan “si item” wedges 10cm kesayanganku, sapa bilang pake hak tinggi ga bisa joget? Hahahaha


"sudah mesra blom? #tsaaaah~" 
Suasana kali itu lebih ramai dari pensi sebelumnya. Ku lihat banyak spanduk terpasang di sisi stadion, kamtis dari berbagai penjuru berdatangan hanya untuk menyanyikan lagu “ long live my family” sungguh aku terharu, kami tak begitu mengenal satu sama lain namun mendadak jadi satu kesatuan kompak yang saling menyayangi dan digawangi idola kami yang tak hanya mampu bermusik kreatif namun juga menularkan semangat dan inspirasi kepada kami semua. Tak ada batasan, mendadak kami melebur menjadi satu kesatuan dan merayakan semangat kebersamaan. Saat itulah aku menasbihkan diriku dengan bangga menjadi kamtis. Bangga rasanya menjadi satu dari sebagian kecil lini masa yang saling menginspirasi satu sama lain.

Idola kami hanyalah manusia biasa, manusia biasa yang juga doyan makan krupuk, manusia biasa yang juga bisa kangen sama anak istrinya dirumah, tapi yang tak biasa itu semangatnya! Saling percaya dengan potensi yang mereka miliki dan merubahnya menjadi karya yang mumpuni, mereka bekerja sama dan kini dengan bangga mampu berdikari dibawah label musik milik mereka, ya, MILIK MEREKA SENDIRI. Ketika band lain sedang sibuk mengikuti pasar dan menuruti permintaan label, mereka mendobrak kebiasaan dan sukses memetakan cita – cita mereka sendiri!!! 

Saya kamtis dan saya bangga mencintai karya anak bangsa!!!

 LONG LIVE MY FAMILY
“ Apa kabar mu Teman-temanku

Ku tahu kamu setia menunggu

Walaupun aku selalu sangsimu
 Kini ku datang hanyalah untukmu
Aku ada di sini menghiburmu
Sekali lagi seperti dulu
 Senang ataupun susah
Selalu ceria
 Long Live My Family
Ku ingat semua tingkah gilamu
Ku ingat juga wajahmu yang lucu
Kita semua seperti saudara
Tumbuh bersama sampai kita tua
Apa kabarmu teman-temanku
Lama tersa tidak bertemu
Mungkin dirimu telah banyak berubah
Jadi apapun tidak masalah “