Sabtu, 07 Maret 2015

Kangen Kamu Ga Pernah Sekampret Ini!



Sudah beberapa minggu ini kita tak bersua. Aku masih sebal denganmu. Betapa tidak chatku yang bertumpuk bak gunung semeru itu tidak ada satu pun yang kamu balas, meninggalkan seonggok “R” yang menghina, dibaca namun tak berbalas.

Tak lama kemudian kamu mengomentari dua status di jejaring sosial seperti tak terjadi apa – apa. Dengan sengaja aku tak menggubrisnya dan memilih berkoar sesukaku dan tetap tidak mengindahkanmu. Sengaja dicuekin rasanya tidak enak bukan? Sesekali kamu perlu merasakan ga enaknya jadi aku. Aku yang selalu ada untukmu.

Kita berkawan sekian lama dan aku masih jua tak memahamimu. Entah aku yang terlalu tolol atau memang kamu tak pernah menunjukan jati dirimu yang sebenarnya ku tak tahu. Kamu masih saja semenyebalkan seperti biasanya, dan aku masih saja dengan bodohnya rindu debat kusirmu yang tak berujung itu.

Dulu aku memang mencampur adukkan kedekatan ini dengan kata cinta. Setelah mengenalmu aku semakin tersesat hilang arah. Buatku cinta sekarang hanyalah kejadian langka dan presentase harapan hidupnya cuma sekian persen. Entahlah. Aku tak lagi menaruh harap lagi padanya. Biarkan saja ia bekerja dengan jalan anehnya.

Kamu sudah layaknya sahabat penaku. Padamulah ku curahkan semua yang tidak bisa aku ucapkan dengan gamblang pada kawan sebayaku. Kamu pendengar setia yang juga selalu ku nantikan kelanjutan ceritanya. Hanya saja kamu terlalu gengsi dan ingin menyimpannya sendiri. Lantas sebenarnya aku ini apa dihidupmu? Sekedar penampakan yang mampir lewat sekelibat atau hanya halte mangkrak yang tidak menarik dan cukup ada begitu saja? Kamu dan sejuta teka teki sesatmu.
Mengharapkan cintamu itu seperti menanti kucing kayang ditengah pasar, mustahil. Sudah sejak lama kusadari itu, aku takkan pernah sanggup memenuhi ekspektasi ganjilmu dan semua harap palsu kesempurnaan yang kamu mau pada wanitamu. 

Seandainya saja kau sadari ketika kamu tengah sibuk mencari sesorang yang sempurna kamu akan melewatkan seseorang yang tidak sempurna namun membuat kebahagianmu lengkap dan sempurna, kawan. Dan tentu saja itu bukan aku. Aku sudah tahu.

Maafkan aku yang sudah membuat semuanya runyam seperti ini. kau tentu sudah tau aku memang seruwet ini.

Sesebal apapun diriku, aku akan selalu disini, menjadi telinga saat kau butuh didengar, menjadi kaki dan tangan saat kau butuh teman dan menjadi mata yang selalu ada saat kau ingin diawasi. Dimanapun kamu berada, kuharap kau selalu baik – baik saja!
Ya, kangen kamu gak pernah sekampret ini.


(sayup - sayup alunan anyer 10 maret, senja dalam doa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar