Senin, 28 Februari 2011

ketika diam begitu menyakitkan

Ketika diam begitu menyakitkan,dan ketika kau toreh luka saat kau tak mengatakannya,aku ingin menjadi egois,menjadi orang pertama yang kau ingat saat pagi merekah,menjadi orang pertama yang kau ingat saat kau merasa sakit dan butuh pertolongan,tapi entah tak kau lakukan.sakit rasanya mengetahui kabar kau merenggang nyawa dari bibir orang lain bukan darimu yang ku cinta. Aku seakan tertampar dan jadi orang terakhir yang mengetahui hal ini dan ku beri tahu saiangku,rasanya bagai terjun bebas dari lantai ketujuh,sakit yang teredam namun mematikan.
Mengapa tak kau katakan apa yang kau rasa,kau inginkan,kau harapkan? Bukankah kita berjanji merajut hidup berdua? Namun saat belum ku percayakan tubuhku kau koyak seluruh hatiku,bukan dengan drama perselingkuhan atau cinta lama yang kembali namun dengan kediamanmu yang menyakitkan dan menimbulkan gurat perih tak tertahankan,aku lah orang terakhir yang tahu apabila kau tiada dan hanya akulah yang menahan luka itu sendiri. Yah seorang diri karena bahkan kau tidak mempercayaiku sepenuhnya. Sungguh menyedihkan dan aku hanya dapat bertutur lewat dunia maya. Berharap semua ini cepat berakhir dan memejamkan mataku selama lamanya. Aku letih dan ingin pulang. Pulang keharibaannya dengan diam dan tenang. Karena dunia nyataku sudah berakhir,aku tak punya lagi orang yang bisa ku percayai,aku sudah letih dan mulai berhenti berharap,hanya pada MU lah aku berpasrah diri,dan memohon semuanya segera terhenti.cukup sampai di sini saja ya Rabb.

10:58.1311

Tidak ada komentar:

Posting Komentar