Sabtu, 26 Maret 2016

HMTP'S



Persahabatan itu ada dimana saja. di tumpukan kertas contekan laporan. Di antara big cola 3liter dan frestea dipojokan namun berisi ciu. Atau malah gelak tawa karena “palapa”. Kalian memang aneh. Gazebo, colokan dan wifii kampus jadi rebutan. Seakan jadi saksi betapa memalukan lagi membahagiakannya kita, pun sebagai saksi mata kita dulu pernah muda. Kentut tidak sopan yang berseliweran saling sahut – sahutan saat malam datang dan gunungan tugas yang seakan tak kunjung usai. Tak ku sadari di penghujung waktu bersama kalian rasanya tiap detail – detail yang tersebar di seluruh penjuru itu nampak ajaib nan menakjubkan. Dan tentu sangat berharga.

Mulai rapat pre wedding premature yang ngalor ngidul, diriku yang selalu identik dengan “tragedi bromo I dan II”, bahkan ngopi di taman kunang – kunang kala Amir sang barista masih setia pada gerobak sepeda gaulnya dan kopi serta teh tarik yang murah meriah. Tawa kalian takkan pernah tergantikan, selalu abadi dalam anganku yang abu – abu kelabu ini kawan. selalu saja jadi momen terfavoirt untuk dingat lagi dan lagi. adiksinya menyadarkanku betapa kini begitu susah jadinya hanya untuk sekedar menculik gerombolan si berat itu lagi dan tertawa terbahak - bahak lagi dan lagi.

Momen ultah kucink dan truk tangki penyiram taman kota yang spektakuler, pada cafĂ© armor dan pertanyaan konyolnya, dari bahasan tante – tante korea yang seksi lagi bohay kemana – mana. Dan kisah asmara lama yang akhirnya di ungkit dan di umbar lalu ditertawakan berjama’ah pun berasal dari sana. Kita konyol, kita bahagia, dan kita satu kesatuan.

Perlahan satu demi satu mulai melangkah di jalan berbeda, yang memisahkan kita dengan jarak sebagai pembatasnya, namun lagi – lagi tawa kita takkan terhenti, seakan tiada berkesudahan. Kalian mentorku, kalian semangat dan penawar dukaku. Kalian saudara tak sebapak dan seibu milikku.

Kala revi ditasbihkan jadi tuhan tandingan. Kala epank jadi orang jejeran kangmas paling ganteng di kotanya dan kita turut bangga. Kala adi kini menitih karir dan merajut mimpi jadi bapak dari anak laki – lakinya kelak. Kala Bang agung besar, chelsea dan keberadaannya yang tiba – tiba menghilang lagi misterius. Kala dheo, hitam, candi dan trex serta mimpi di plaminan dengan mbag alya yang kecantikan terkenal seantero kakak tingkat kita. Kala Ghege yang yang terdampar di sulawesi, tengah merajut mimpi dengan perusahaanya yang merk dagang lagi banyak dan keren tak lupa dengan pasangannya yang bermata lucu lagi lugu. Kala didin sedang sibuk meraih harap, duet maut dengan ghege seakan comedian mana pun tak akan pernah selucu mereka berdua.


"Duet maut mantuk - mantuk" 


Duo mesra ocir dan bodat, yang satu wirausahawan sejati lagi pencinta alam anyaran dan yang satu selalu asyik bercengkrama dengan “bapak tiri” yang selalu saja berbaik hati mengisi rekening kala mujur di raup serta bisnis laundry-an yang selalu saja harum mewangi. Kala rahma yang selalu gembira dan keingintahuannya yang selalu saja menggelitik kalbu, mulai dari topik geli – geli bahaya sampai tentang tetek bengek tentang usaha. Kala kucink dan sam smit, paket terbaru dan kekasih lama yang di perbarui kontraknya dengan mantan asisten yang baru kali ini bisa baper diledekin dan diciye – ciyein anak praktikannya dulu kala. Kucink selalu identik dengan tahu telor dan gincu merah yang meme jail buatan ghege. Dan aku yang hampir selalu walau sedang super kere pun memilih rela besok puasa demi untuk menyanggupi hadir dan ikut tertawa, karena kalian terlalu berhaga untuk di lewatkan barang semenit pun. 

Tawa kita ada di mana – mana. Di plataran warung Bu gatot dan ayam penyet legendarisnya. Taman kunang – kunang, pohon dan trotoar yang selalu ada. Selalu saja jadi meja yang terheboh di Armor dan armir. Sesi foto prewedd Kebun teh wonosari dan kebun raya purwodadi yang tidak jadi. Hingga ghege jatuh di tikungan yang menurun dan topi macan didin yang hilang di Bromo II. Pantai bajul mati II dan tenda “bergoyang” serta teteh mantan asprak tersayang pun turut piknik di pantai bajul mati I. di emperan Kantin maupun bergerombol di panggung ukm. Gazebo mana saja yang kosong dan bisa di tempati dan disatroni. Di lahan kosong kala sampling bodat dan kehebohan cangkul mencangkulnya. Di tahu telor naga yang murahnya keterlaluan. Serta seakan jama’ah pengajian mendadak pindah saat mie setan sedang booming – boomingnya dan masi di jalan kawi, dulu kala. Di cuban rondo dan momen fotogenic dheo didin dan epank yang epik di prakarsai fotografer kenamaan kita : bos ghege. Bahkan ngemper di MOG, donor darah dan merajai arena permainannya bak anak TK pergi tamasya. Serta tak lupa sesi foto – foto mangandung ledom di rumah kuno dekat tugu malang. Suitan mengandung syahwat di stasiun kala menggoda mbag cantik namun KW super. Di pelataran sakri dan tepung yang bertebaran dengan indahnya kala yudisium bos didin. Bahkan launching toko kelontong milik bodat pun berasa seakan sedang piknik bersama kalian. Secara keseluruhan tawa kita bertebaran ada di mana – mana. Kalimat panjang penuh racauan ini takkan pernah cukup menggabarkan betapa bersama kalian, aku dapat sesekali merasakan hidup tiada terbatas nan tanpa batasan palsu. Menjadi "Aku" yang sehidup - hidupnya

Jarak boleh saja menjauhkan raga kita, kawan! namun sejatinya kisah kita akan klasik hingga giliran tiba dipanggil sang Khalik.
Semoga tawa kita awet  hingga keriput dan sukses sehat selalu jadi opa – oma kawan! 

HIMATAP ORIP!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar