Saya menyukai hujan. Mereka datang tiba tiba, mengguyur bumi
dengan kasih lalu pulang dengan damai. Lalu kenapa engkau mengeluh tentang
basah dan semacamnya jika ada payung dan jas hujan untuk dimanfaatkan? Kalau
sudah basah ya sudah. Kadang hujan jadi begitu menghibur kala airmata menitik
seraya pipiku ditepuk rintik rintik.
Kucing itu mahluk paling lucu selain kamu. Mereka mengeong,
bergelung manja, dan sesekali menatap matamu dalam dalam seakan mencoba
memahami apa yang kau coba sembunyikan. Mereka terkadang tidak mematuhimu,
membuatmu sebal, dongkol dan macam macam tapi mereka jua tidak meninggalkanmu
kala dirudung sedih, menemani dalam diam dan kasih sedangkan teman manusiaku
lebih suka meninggalkanku tertunduk sepi.
Saya tidak membenci kerapian. Saya hanya tidak suka
kemunafikan yang bersembunyi rapat dalam kedoknya. Buat apa kamu berdandan rapi
jika akhirnya kamu suka menghakimi dan mencuri uang negeri? Memaksa kerapian
justru semakin membuat semua hal nampak berantakan. Dosakah menjadi tidak tertata
dan tak rapi?
Saya suka berceloteh riang, tapi saya membenci mengeluh.
Mengeluh hanya melemahkanmu. Buat apa mengomentari apa yang bisa kamu ubah dan
kamu antisipasi? Mengeluh hanya memberi mereka kesempatan untuk
mentertawakanmu, kadang mereka peduli, tapi hanya sekadar peduli dan tidak
lebih.
Menjadi tidak biasa itu menyenangkan. Ada pikat magis
didalam prosesnya. Membuatmu tetap hidup dan menikmati dari berjuta sudut yang
berbeda. Sungguh tak habis pikir mengapa banyak kalian memilih hidup demi menjadi
orang lain sedangkan menghabiskan waktu mengejar jati diri bisa begitu
mengasyikan.
Apa yang kau banggakan dari benda mati yang memiliki nama
namun kau peroleh dengan merengek orang tuamu? Dimana letak indahnya jika
akhirnya kau gunakan untuk menghina saudara manusiamu dan kau nistakan dia
dalam golongan? Pola pikir membudaya masa kini yang membuatku pening kala
mengingat kebengisan manusia kini tak pandang tempat. Atau waktu.
Menyusuri tempat yang tak pernah kau singgahi itu kesempatan
yang mencengangkan. Kamu dapat mengenal orang lain, kisah mereka dan kehidupan
mereka dan tak lupa mengenali dirimu lebih baik lagi. Saya harus lebih sering
lagi berkelana untuk selalu ingat jalan pulang.
Saya menyukai pikiran yang terbuka lebar, tanpa simpul dan
ikatan, tanpa sekat yang sesat. Bebaskan dirimu dari semua kemungkinan yang ada
dan jangan biarkan engkau dijajah oleh sudut padang umum yang mengkerdilkanmu.
Semua kemungkinan pasti memiliki resiko. Buat apa duduk manis dan aman tapi
terdikte hingga akhir hayat, terbelenggu dan mati menyayat hati? Hidupilah
hidupmu sehidup hidupnya, selagi masih hidup tentunya.
Tanpa musik, hari akan begitu kosong. Bahkan ketika radio
tidak menyala, dan pemutar lagu tidak lagi berputar, kau masih bisa
bersenandung dalam kepalamu, dan mencocokannya dengan suasana hatimu. Mereka
indah dan selalu menyenangkan, kemampuan mereka mengisi ruang sepi yang
mencekik dan menyelamatkanmu dari jiwa yang hampa sungguh menakjubkan. Aku
menyukai lagu menghentak dan melonjak dikala sedih dan memilih lagu manis
dengan nada yang lambat kala hati bahagia. Selain itu mereka tidak berbeda,
mereka unik dan saling mengisi. Itulah mengapa saya lebih tertarik pada orang
yang mampu memetik nada dan merangkainya. Terimakasih sudah menciptakannya.
Kemandirian ialah belati bersisi dua. Membuatmu kuat dengan
kaki yang menjejak, harap yang menolak putuskan asa namun jua melemahkanmu
untuk saling berinteraksi karena ketakutan akan bergantung dan tak lagi hidup
ketika inang tersebut menghilang. Kamu jadi sinis, dan menganggap semua uluran
tulus hanya akan mencenderaimu. Sungguh menyebalkan mengusahakan tetap mandiri
namun sekaligus menjaga uluran mereka. Seimbangkan dan kamu akan baik baik
saja.
Cinta. Ah! Membahasnya aku takkan pernah bosan. Aku suka
luka yang selalu menyertainya. Menampar keras bahwa tak selamanya yang indah berdenyut
begitu saja. Ia meliuk seperti angsa gemulai yang menari nari. Takkan kau
taklukan dengan mudah namun jua tak terlalu runyam untuk memikatnya. Cinta
nampak dimataku tak ubahnya secangkir coklat hangat yang menawarkan keteduhan
dalam hari yang selalu berangin. Cangkirmu akan kosong jika meminumnya
sekaligus dan juga jadi dingin jika tak segera mereguknya. Coklat tak selalu
menawarkan manis, ada kalanya ia terasa pahit lamat lamat, namun ia tetaplah
apa adanya coklat. Ada baiknya temukan seseorang yang selalu mengisi cangkirmu
dan tersenyum hangat lagi dan lagi hingga kau tak lagi kenal jemu dan membuatmu
memeluk cangkir ketika jam sibuk berdentang hingga terhenti.
Ada banyak alasan untuk membenci suatu hal. Apalagi membenci
diriku. Perlu di ingat, jika engkau memilih benci, bencilah dalam peluk
kejujuran. Dusta hanya sekelumit runyam yang mencoba menghasut pandangmu.
Tetaplah jernih.
Lewat
dini hari, ketika menunjukan angka yang dibenci dan bulan hanya ada kita
berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar