Taparan itu mengingatkan betapa naif takdir bermain dan aku terlempar didalam pusaran tak bertepi ketika kau tawarkan perahu & kau tenggelamkan dgn hamparan beku dinamit di tanganmu dgn sekelumit senyum tidak pasti dan biarkan aku tenggelam jauh tenggelam menegak semuanya
ku tak ingin beranjak,ku slalu terinjak itu mengapa aku goyah menapak dan ku ingin jadi tak nampak. .
Syairmu sebening buih ditepi botol yg entah keberapa ku gelegak,dan sikap apatismu setajam botol yg kupecah sengaja
Kau yg tak tereja. .
ku tak ingin beranjak,ku slalu terinjak itu mengapa aku goyah menapak dan ku ingin jadi tak nampak. .
Syairmu sebening buih ditepi botol yg entah keberapa ku gelegak,dan sikap apatismu setajam botol yg kupecah sengaja
Kau yg tak tereja. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar